Jendela Luluk

Friday, February 04, 2005

 

Plesiran Tempo Doeloe: Station Beos & Gedong N.H.M.



Halo halo halo semua! Dengan bangga, kembali saya laporkan plesiran saya dengan komunitas ‘Sahabat Museum’, setelah sebelumnya saya juga pernah mengikuti Naik Sado Koeliling Menteng. Plesiran Tempo Doeloe Sahabat Museum kali ini adalah mengunjungi Stasiun BEOS dan Gedong N.H.M (Nederlandsche Handel-Maatschappij) / Gedung Museum bank Mandiri.

Pada Minggu (30/1), ketika jam menunjukkan angka 8 di lobby gedung NHM, -dengan peserta duduk lesehan- acara dimulai dengan presentasi mengenai komunitas sahabat museum oleh 3 orang dedengkotnya -Mas Adep, Mbak DeeDee & Mas Arief- dan kemudian dilanjutkan dengan penyajian dari 2 orang Pusat Arsip Nasional mengenai sejarah Stasiun Beos.

Tentu saja acara selanjutnya adalah mengelilingi Stasiun Beos, dengan berbekal roti anak buaya yang dibagikan panitia. Asyik sekali menikmati acara didampingi team leader yang berusaha menjawab pertanyaan –sesekali dengan jawaban ngaco, hehe..- sambil potret sana-sini. Berasa turis banget dah! :p

Oke, berikut ini petikan materi dari hand-out yang telah dibagikan panitia:

STATION BEOS – Jl.Taman Stasiun Kota No.1 Jakarta-Kota

Gedung Stasiun Kota yang terletak di Jl.Pintu Besar Utara merupakan salah satu dari stasiun kereta api tertua di Jakarta yang memiliki peran penting sebagai penghubung Jakarta dengan kota-kota lain di Pulau Jawa. Letaknya sangat strategis di dalam kawasan bisnis perdagangan kota lama Jakarta.

Bangunan ini didesain pada tahun 1915 untuk menampung kegiatan transportasi dan banyaknya jalur hubungan antara Jakarta dengan kota-kota lain di Pulau Jawa. Jalur kereta api pertama Jakarta-Bogor dibuka pada tahun 1873. Pada tahun-tahun berikutnya, jalur-jalur lain yang menghubungkan pusat kota Jakarta ke Bandung dan Yogyakarta pun segera dibuka.

Bangunan yang diresmikan pada tahun 1929 ini masih berfungsi dengan baik sebagai stasiun sampai saat ini. Gaya Art Deco sangat kuat menghiasi seluruh bangunan ini yang didalamnya terdapat banyak bagian yang masih asli. Bangunan ini mempunyai 3 pintu masuk yang sama nilainya dari segi fungsi dan arsitektur. Letaknya menjadi bagian dari Taman Stasiun Kota yang terletak di pintu masuk bagian barat sehingga dengan sendirinya gedung Stasiun Kota ini sudah menjadi landmark di kawasan sekitarnya.

Didesain oleh biro arsitek yang terkenal pada masa itu yaitu AIA Bureau, bangunan ini mempunyai struktur atap lengkung dengan konstruksi baja yang sangat indah dan kuat sampai saat ini. F.J.L.Ghijsels, arsitek yang mendesain bangunan ini, juga mendesain jam yang terletak di taman depan gedung ini dengan gaya yang sama.

Nah, mengapa disebut BEOS?
Kata si meneer:
Dit was het eindstation van de Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij voor de lijn naar Bekasi en Krawang. In de volksmond heette het Beos, de fonetische uitspraak van de letters B.O.S.
hihi.. :D ~puyeng dah

Yang artinya:
(Stasiun) ini merupakan perhentian terakhir dari Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (Perusahaan Kereta Api Timur Batavia/Batavian Easter Railway Company) di jalur Bekasi dan Kerawang. Di kalangan rakyat (stasiun) ini bernama Beos, pelafalan fonetik dari huruf-huruf B.O.S.

***

Baik. Setelah ngubek-ngubek stasiun, kita kembali ke Gedong NHM untuk kembali mengikuti presentasi kali ini dengan bahasan Gedong NHM kira-kira setengah jam, dan kemudian disambung dengan wuuh.. muter-muter gedung NHM yang luaaaaas was was was! Sampai hampir makan waktu 2 jam bo! :p

Ini, petikan materinya:



GEDONG FACTORIJ NHM – Jl.Lapangan Stasiun No.1 Jakarta-Kota

Bagi kalangan pengamat arsitektur, bangunan warisan kolonial yang terletak di kawasan Beos, tepatnya didepan stasiun kereta api Jakarta-Kota, adalah sebuah karya masterpiece. Arsitekturnya cederung sederhana namun memiliki nilai estetika tinggi. Baik dari desain gedung yang indah dan proporsional maupun detail dan ragam hiasnya yang menawan.

Menurut data sejarah, bangunan yang terakhir digunakan sebagai Kantor Pusat ex-Bank Exim sampai tahun 1995 ini, dirancang oleh dua orang arsitek Belanda, yakni J.J.J.de Bruyn,A.P. dan C.van der Linde. Tahun 1929 gedung ini mulai dibangun oleh kontraktor Nedam dan diresmikan 14 Januari 1933 sebagai gedung Factorij Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) – sebutan lainnya Netherlands Trading Society (NTS) – oleh C.J.Karl van Aalst, Presiden ke-10 NHM saat itu.

Gedung yang berlokasi di Stationplein 1 – Binnen Niuewpoortstraat ini didirikan diatas tanah seluas 10.039 M2 (sebelumnya terdapat bangunan Schlieper yang terbakar tahun 1913) dalam satu taman yang luas menyatu dengan gedung Stasiun Kereta Api di seberangnya. Dengan foreground hijau terbuka dan luas, gedung Factorij NHM kala itu terlihat sangat megah dan monumental.

Bangunan berarsitektur Indisch gaya Nieuw-Zakelijk ini, memang masih memiliki pesona yang kuat. Arsitekturnya sendiri sebetulnya cenderung sederhana. Gedung empat lantai seluas 21.509 M2 dengan arsitektur yang simetris, memiliki main entrance tepat di tengah bagian depan bangunan. Ketinggian permukaan lantai dasarnya lebih tinggi dari jalan raya, sehingga kesan pada entrance-nya terasa anggun. Lantai Lobby dan ruang direksinya memakai bahan mozaik keramik, sedangkan ruangan yang lain memakai tegel ubin biasa.

Salah satu bagian yang menarik dari gedung bersejarah yang masuk dalam pelestarian cagar budaya di kawasan Oud-Batavia ini, adalah ragam kaca patri yang menggambarkan adanya 4 musim dan tokoh nahkoda kapal Belanda, Cornelis de Houtman yang mendarat di Banten tahun 1596. Terdapat juga kaca hias yang disumbang oleh C.J.Karl va Aalst atas nama Ratu Kerajaan Belanda. Keunikan lain gedung ini mempunyai koridor yang total panjangnya hampir 1.5 Km, cocok untuk jogging sambil menikmati keindahan interior sekaligus koleksi museum Bank Mandiri. Ruangan khasanah (kluis) yang terdapat di lantai dasar luasnya pun tidak tangung-tanggung, 942 M2. Luas banget!

Sekarang bangunan kuno yang masih menyisakan nilai-nilai arsitektur dan sejarah sebuah gedung perbankan ini, akan digunakan sebagai salah satu kegiatan sosial Bank Mandiri dalam rangka mempublikasikan sejarah perkembangan berdirinya. Upaya menjadikan gedung ini sebagai Museum, merupakan langkah kongkrit melestarikan peninggalan bersejarah.
***

Yup! Demikianlah pelajaran sejarah kita hari ini.
Oh ya, ada pertanyaan kuis yang dilontarkan team leader sewaktu kami keliling gedung: “Berapakah jumlah hantu yang mendiami Gedong NHM ini?”. Yang berhasil menjawabnya dengan benar adalah seorang bapak dari Bank Mandiri yang mendampingi kelompok kami selama berputar-putar menikmati koleksi museum, yaitu 446 hantu ! Whaiyaaaa…!! Beruntung sekali rombongan saya tidak berlama-lama di ruang besi penyimpanan uang dan dokumen berharga, karena kabarnya pada jaman Belanda dulu, para meneer yang meninggal dan hendak dilayarkan kembali ke negerinya diinapkan terlebih dahulu di ruangan tersebut. Hmm... si meneer berharga juga ya?? :p

Ya sudah, setelah acara plesiran yang murah meriah ini berakhir, saya benar-benar melaksanakan niat saya untuk... hunting DVD =tentusajabajagan= di Mangga Dua, huahahaa.. :D ups!!

Sumber Materi: Sahabat Museum dan Pusat Dokumentasi Arsitektur
Model : Poppy
Tukang Moto : Luluk ;)


Comments:
ini reportase ya mbak? :D
 
Well done!
[url=http://rcckyiyz.com/uimp/jasa.html]My homepage[/url] | [url=http://mfksfnoj.com/gzxe/rrfb.html]Cool site[/url]
 
Nice site!
My homepage | Please visit
 
Nice site!
http://rcckyiyz.com/uimp/jasa.html | http://pprctqfs.com/ksmz/nmnd.html
 
Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

Archives

July 2004   August 2004   September 2004   October 2004   November 2004   December 2004   January 2005   February 2005   March 2005   April 2005   May 2005   June 2005   July 2005   August 2005   September 2005   October 2005   November 2005   December 2005   February 2006   March 2006   April 2006   May 2006   December 2006   February 2007   May 2007   March 2008   April 2008   May 2008   June 2008   November 2008   January 2009   May 2009   June 2009   December 2009   November 2010  

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]