(ayat 9)
butir air yang hampir jatuh dari ujung daun tak
membayangkan dirinya air matamu ia pun menetes ke tanah becek
- sejak itu kau tak pernah lagi melihatnya sejak saat itu ia menjadi
inti kerinduanmu: semoga nanti ia menjadi awan putih yang suka
menghalangi matahari di musim kemarau, ujarmu
*
dan Kusaksikan lautan bergolak dalam manik matamu
tidak menyaksikan-Ku yang sedang menyaksikanmu
(ayat 13)
saat ini Kusaksikan kau menggeliat dan berangkat dan
bergumam ini November dan penghujan akan segera memaksaku
menyalakan api dan Kusaksikan November menyentuhkan
punggung tangannya ke ranting pohon yang kautanam di luar pagar
rumahmu dan menjenguk lewat jendela kamarmu yang rendah
dan ia tampak gemetar karena rindu yang tak mungkin dipahami
siapa pun
*
dan Kusaksikan November menatap-Ku dan tidak tahan
menatapmu
(Lagi-lagi) Sapardi Djoko Damono, dalam Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro?, 2003.
July 2004 August 2004 September 2004 October 2004 November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 December 2006 February 2007 May 2007 March 2008 April 2008 May 2008 June 2008 November 2008 January 2009 May 2009 June 2009 December 2009 November 2010
Subscribe to Posts [Atom]