Jendela Luluk
Friday, May 25, 2007
Omelet ala Heugemerweg
Di Indonesia, kalo bikin telur dadar rumahan biasanya anda mencampurnya pake apa? Kalo saya cuma bawang merah, cabe merah, garam dan sedikit merica. Nikmat dimakan dengan nasi hangat dan kecap manis sedikit sebagai penambah rasa.
Disini? Hmm.. karena 1 asrama ini ada 3 orang student Indonesia yg pny selera berbeda plus tiada bosan bereksperimen, kini kita pny default sendiri dalam memasak telur dadar, eh, atau dg kata lain -istilah kerennya mah- 'omelet'.
Selain bawang merah, cabe merah, garam+merica, kita rutin nambahin daun bawang + tomat (2 hal penting yg harus ada di kulkas) dan kalkoenfilet. Sebenernya dari penampakannya ni kalkun lebih tepat kalo dibilang daging kalkun asap, bukan filet. Beli di Lidl seharga 72 sen, dg isi 8 lembar kalkun asap cukup untuk 4 kali bikin omelet per porsi 3 orang makan. Percaya deh, kalo semua bahan diatas dicampur semua, hasilnya bakalan lekker! Kita disini diusahain kumplit semua campurannya, yaaah absen paling 1 doang, merica. Yg lain mah gak boleh absen! ;)
Satu mahasiswa yg tinggal di asrama lain pernah bilang, 'wih nggaya, telor dadar ndadak ngganggo kalkun, bedo wong sugih...' Kontan saya balas, 'mumpung luar negeri mas, di Indonesia cari kalkun yo ra njamak tho?' hahaa.. :D
Wednesday, May 23, 2007
Jinten
Eefke, si gadis Belanda yg tinggal 2 pintu dari kamar saya, malam itu meletakkan sebungkus kecil sesuatu di wadah bumbu di dapur komunal lantai 2. 'It's Komijn, I don't know what it is in English but if you need it some just feel free to use it", ujarnya sambil menebarkan senyuman. Setelah menghilang ke kamarnya, barulah saya dekati tu bungkusan, penasaran isinya apaan. Ternyata, jinten!
Baru minggu lalu saya niat banget pengen punya jinten untuk bikin tongseng ala emak di rumah yg serba memasukkan bumbu rempah-rempah. Waktu liat di Albert Heijn, sebungkus kecil aja harganya udah hampir 3 euro, berkisar 30,000 rupiah, huah mahal banget. Saat itu, seketika langsung mikir, bukankah karena rempah-rempah Indonesia dijajah Belanda? kenapa saya harus beli dengan mahal disini? dan, jinten yg ada di toko ini kemungkinan besar jg dari Indonesia toh?
Oke, eefke baik sekali menawarkan jintennya. Tapi ada rasa enggan untuk mengambil bahkan sejumput saja meskipun gratis. Gini-gini saya juga masih punya nasionalisme, meski klise.
Saturday, May 19, 2007
Tes..
Udah lama gak update blog disini, apa kabar ya dunia? Hmm.. tengak-tengok webstats sebentar, ternyata cukup 'ada' pengunjung yg (saya lebih senang menganggap) tak sengaja mampir kesini. Omong-omong, saya masih di Maastricht dan masih direcoki urusan akademis, basbang memang. Yg tadinya saya kira tinggal diluar negeri bisa banyak bahan cerita, kenyataannya.. yaa banyak sih.. yg sedikit adalah waktu (*halah!*). Yasud, berharap saja halaman web ini tidak dihapus sang penyedia. :p
Archives
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
December 2006
February 2007
May 2007
March 2008
April 2008
May 2008
June 2008
November 2008
January 2009
May 2009
June 2009
December 2009
November 2010
Subscribe to Posts [Atom]