Jendela Luluk
Saturday, April 08, 2006
Peneliti lapangan
Kerja jadi peneliti lapangan sungguh tidak mudah. Bagi mereka yang terbiasa hidup di kota dengan berbagai fasilitas dan kemudahannya, hidup di desa terpencil pasti kewalahan. Mau makan, ya cari atau masak sendiri. Mau tinggal sekian waktu lamanya, ya cuci baju sendiri. Mau ke ‘belakang’ untuk MCK, ya harus terima dengan kondisi tempat MCK yang ada. Mau hidup harmonis dengan teman 1 tim atau tetangga kanan kiri, ya rukun-rukun, sopan santun, toleransi dan saling menghargai adalah hal yang sangat penting.
Belum lama ini, sebuah pilot study yang menjadi salah satu bagian dari project kantor, dihentikan. Seluruh tim lapangan pada pilot ini dipulangkan. Seluruh kegiatan awal: rekrutmen, pelatihan, dan advokasi, harus diulang. Biaya? Jangan tanya. Saya juga nggak tahu berapa, tapi yang pasti lumayan besar.
Ini sungguhan. Walaupun bukan penyebab utama, hal-hal kecil seperti penerimaan yang kurang baik akan kondisi lapangan penelitian yang tidak sesuai harapan, bisa berakibat fatal. ‘The purpose of life is to become actually what we are potentially’ , kata Abraham Maslow. Dalam kasus ini, kalau kerjaan kita nggak sesuai dengan potensi dan minat yang kita punya, gimana bisa enjoy? Hidup cuma sekali..! #
Archives
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
December 2006
February 2007
May 2007
March 2008
April 2008
May 2008
June 2008
November 2008
January 2009
May 2009
June 2009
December 2009
November 2010
Subscribe to Posts [Atom]