Minggu 24 Juli 2005 menjadi hari berbahagia bagi Irvan dan Dila Bondan (lebih sreg dipanggil Dilbon) karena di hari tersebut mereka mengikat janji sehidup semati (taelaa.. huhuy..!!). Pasangan ini bertemu pertama kali di... tentunya, apa lagi kalau bukan gaweannya batmus (Sahabat Museum), yang mana daripada saya kurang mengetahui acara apa tepatnya. Maklum, saya anggota baru, jadi agak-agak telat informasi nggak apa-apa laaah... :)
Saya terlebih dahulu mengenal mempelai pria dengan seringnya beliau menjadi MC di tiap PTD (Plesiran Tempo Dulu) batmus. Dua yang saya ingat adalah pada saat Naik Sado Keliling Menteng (NSKM) dalam rangka ngabuburit berbuka puasa bersama di Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan satu lagi pada saat PTD NHM & Stasiun BEOS. Joke yang paling saya ingat adalah saat Irvan menceritakan bahwa pada suatu acara jalan-jalan ke Kebon Raya Bogor, panitia batmus harus mengingatkan bahwa ada salah satu pohon yang diharapkan kepada peserta untuk jangan sekali-kali duduk-duduk dibawahnya. Pikiran peserta sudah macam-macam dong. Takut kesambet-lah, takut kejatuhan duren-lah, takut nanti putus sama pacar-lah. Tapi, bisakah Anda menebak apa pohon tersebut? Jawabnya: POHON TERATAI!! Huahahaha... gariiiiiiiing! :D
Nah, mempelai wanita saya kenal pada saat PTD Istana Bogor & Cipanas, yang belum sempat saya bagi-bagi ceritanya disini. Dilbon berada pada kursi sebelah kiri saya di Bis No.1 yang dikomandani DeeDee yang sangat menikmati berkaraoke pakai TOA. Sepanjang perjalanan pergi dan pulang, pun saat keliling-liling (pengulangan katanya bener nggak sih?) istana yang maha luas itu, Dilbon boleh dikata tidak pernah mingkem. Orangnya supel, tukang ngebanyol dan friendly. Pertama ketemu tapi seperti sudah kenal lama. Beberapa bulan setelahnya, saya temukan profilnya di friendster batmus. Ketika dibaca dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, ternyata oh ternyata, Dilbon pernah sekolah di SMA 28! Wuah, kakak kelas dooong! Nggak jauh-jauh deh. :)
Resepsi pernikahan Dilbon-Irvan berlangsung dengan semarak dan dihadiri oleh banyak tamu yang memenuhi (yaaah kurang lebih) 89,723% space ruangan utama resepsi di Gedung Aneka Tambang. Para batmus yang datang diantaranya adalah ketua kelas Adep, moderator milis DeeDee, Bapak & Ibu Wisda (orangtuanya ketua kelas), Bapak & Ibu Agni Handoyoputro, Ninta & Tiwi (moderator milis juga), Mas Bimo & Nadia, Galuh, Maya, Ayu, Elvi, Luluk (tentunya) dan satu orang lagi yang menjuluki dirinya sendiri dengan sebutan Nyai Dasima. Siapa itu namanya ya? Duh, maapin deh saya lupa. Nah, selamat menempuh hidup baru Dilbon & Irvan! Semoga pada setiap langkah dalam menjalani hidup yang baru ini senantiasa diridhoi oleh Allah SWT, pun semoga pada setiap cobaan yang diberikan oleh-Nya dapat dihadapi dengan bijak & tulus ikhlas, Amiin.
Lanjuuut..!
Apakah kami langsung pulang setelah kondangan? Oh, tentu tidak. Sejak awal, kita telah menyusun rencana dengan sangat matang. Dengan terlebih dahulu singgah di kediaman Tiwi di kawasan Pejompongan dengan mengendarai mobilnya Ninta dengan Pak Udin-nya yang setia, untuk berganti kostum dan sholat Dzuhur, kami kemudian menuju kawasan Museum Jakarta atau lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah. Tebak ada acara apa? Huhuuu... ^_^ Ada acara FESTIVAL JAJANAN-BANGO CITA RASA NUSANTARA!! *setengahteriak* Mendengarnya saja sudah menyenangkan bukan? Yah, gimana yah.. apalagi kalau datang kesana… benar-benar menyenangkaaaaan!! :D huahaha..! *tertawapuasMODE: ON*
Acara yang disponsori Kecap Cap Bango ini memang memiliki program keliling kota-kota besar untuk mengadakan festival yang menawarkan kehisteriaan yang tiada tara (halah, bahasamu Luk!) hehe.. :p Nah, untuk program keliling kota-kota kecil dalam rangka mengenalkan makanan khas yang ada di daerah tersebut, ada program khususnya dalam bentuk tayangan televisi bertajuk Bango Cita Rasa Nusantara, pada setiap (ayo catat! catat!) Sabtu pukul 7.30 pagi di TransTV. Saya sempat punya khayalan untuk menjadi presenternya, sebab tiap jalan-jalan pastilah makanannya enak-enak, hmm.. nyam nyam nyam.. jadi laper deh.
Balik ke Festival Jajanan, ingin tahu apa saja yang ada disana? Coba simak ini: aneka jajanan pasar, dodol Betawi, aneka ikan bakar Bu Herawati, bubur ayam Betawi, Nasi Uduk Jayakarta, lontong sayur Bu Mala, pindang tangkar-sop iga Bang Ruslan, ikan bakar Sulaiman, sate Maranggih, seafood rebus-gabus pucung Pak Misan, selera Jakarta nasi uduk, soto mie Menteng, soto Betawi Mpok Mira Situlembang, nasi gila Gondrong, Cipta Rasa nasi ulam Mis Jaya, asinan Betawi Nyonya Isye, ayam bakar Hani, soto Betawi Mpok Rodemah, gado-gado Ibu Yulika Kemayoran, bubur ayam Hongkong Gd.Serpong, es krim Ragusa, Soto Betawi H.Umar Idris, sop buntut Ibu Ira, pondok bakmi Bang Yoyo, ketoprak Ciragil, gorengan kambing nasi ulam, nasi gila 82 Pak Doni, ikan bakar Bu Mahai Cilandak, sate Bang Tohir Kalibata, ayam bakar Irawati, ketupat sayur dan pindang H.Mahmud, pondok sate Pejompongan (dengan kambing gulingnya yang enaaaaaak tujuh turunan), gado-gado Untung Serpong, bakso super top Mas Pur, nasi uduk Betawi Bang Yus, soto mie Bu Ayu, dan terakhir, pondok teh sariwangi.
Oh ya, diluar peserta resmi ada juga lho peserta tak resmi seperti abang rujak bebeg, abang tukang buah segar, abang tukang kacang rebus, abang tukang es lilin (inget es krim taun 80-an yang dipotong es-nya dulu baru ditusuk bambu untuk gagangnya dengan aneka rasa ketan item, tape & kacang ijo?), dan bahkan ada ahli nujum Mbah Prawiro -yang berdasarkan spanduk yang beliau pasang- bisa meramal nasib, kebahagiaan, peruntungan, perdagangan, jabatan, perdagangan, perjodohan, pacar, impian, cita-cita, dan angka jaya (gila, sakti bener tu mbah!). Di panggung utama sore itu, digelar aneka permainan yang dipaksakan ada hubungannya dengan sponsor utama, seperti lomba makan kerupuk yang dilumuri kecap Bango. Terbayang kan muka anak-anak yang menjadi peserta cemang-cemong hitam terkena kecap.
Nah, apa komentar Anda? Merasa menyesal karena tidak datang ke acara ini? Ya memang! Sudah seharusnya Anda menyesal ketika aneka jajanan enak & terkenal khas Jakarta ini berkumpul di satu tempat tapi Anda tidak datang! Rugiiiii...!! Hihihi.. :D *tertawapuasMODE: ONlagi*
Padahal nih, jujur yaa..., kami sebetulnya juga lewat tengah hari (sekitar pukul 14.30-an) untuk tiba disana. Pada sebagian tenda jualan, ada beberapa yang sudah tutup saking larisnya pada pagi sampai dengan menjelang siang. Jadi, kami hanya bisa mencicipi nasi ulam Cipta Rasa Mis Jaya, ketupat sayur & pindang H.Mahmud, kambing guling pejompongan, gado-gado Ibu Yulika Kemayoran, asinan Betawi Nyonya Isye, es lilin potong yang dijual abang-abang dan minum teh rasa madu-aroma pandan Sari Wangi, mudah-mudahan tidak ada yang luput kesebut :p. Lho, kok banyak?? Hehe.. ya lumayan-laaaah. :p
Terlepas dari panitia penyelenggara, utamanya mbak-mbak di loket kupon yang super jutek, dan sound system yang sukses mengantarkan suara berisiknya Indra Bekti sebagai MC, festival ini benar-benar membuat perut kenyang akan jajanan khas Jakarta dan kegembiraan yang tiada tandingannya. ;)