Jendela Luluk

Friday, May 06, 2005

 

Oleh-oleh

Paling pusing deh, kalau pergi jauh, untuk cari oleh-oleh buat keluarga atau kerabat. Dan ternyata saya baru menyadari akan jauh lebih pusing jika menerima oleh-oleh yang... bukannya nggak suka sih, tapi nggak 'sreg' aja.

Big bos, Rabu lalu baru saja tiba dari Eropa. Sebuah syal yang cantik tergeletak dengan manis di meja kerja saya. Dari bungkus dan labelnya saja bisa diperkirakan, waw! ini barang mahal. Salah seorang teman bilang, tadi pagi bos sendiri yang memilihkan warnanya untuk saya. Itu khas warnanya Luluk, katanya. Hijau.

Well, kenyataannya:
1) Saya tidak cenderung menyukai warna-warna tertentu. Memang frekuensi saya memakai warna hijau (mungkin) lebih sering dibandingkan warna lain. Tapi kalau bos sudah memilih hijau padahal warna dan motif lain lebih (banyak yang) menarik, kita mau apa?
2) Warna hijau-nya unik. (‘unik’ kadangkala bisa diartikan aneh kan? Hehe..) Tidak ada satu baju hijau pun kepunyaan saya yang bisa ‘masuk’ kedalamnya, kecuali kemeja putih, atau hitam saja sekalian.
3) Mmm.. Ini ‘syal’. (Yang biasa dililitkan di leher, inget?) Bukan kerudung. Jadi sewaktu mengenakannya, saya memodifikasinya dengan kerudung putih. Nah, pas si Bos melihat: 'Dek Luluk, mestinya jangan ada putih-putihnya dong...' (Repot nggak sih?)

Arrrgh, cukup!
Saya punya pengalaman banyak untuk ini. Anda memberikan, saya mengenakan, dan sesudahnya, terserah saya untuk memutuskan apa yang saya lakukan dengannya bukan? Toh, itu sudah milik saya.

Jadi suatu hari, sewaktu berpapasan dengan mas Agus, yang rajin bersih-bersih kantor...
+ : Eh, Mas Agus, lo punya cewek nggak?
- : Punya. Kenapa?
+ : Beneran nih?
- : Bener. Demi Allah!
+ : Ooh, ya udah.
- : Emang kenapa, Luk? Lo mau ngasih apaan?
+ : Yee, orang gue cuma mau nanya doang. Siapa yang mau ngasih? (hihi..)
- : Dih… mau ngeledekin gue doang ye?!
+ : Ngomong-ngomong, cakep nggak tuh pacar lo?
- : Bodo ah! *sambil pergi, dongkol*

Temen kantor saya bilang, suka nggak suka, itu pemberian orang, bos pula. Dikasih, ya Alhamdulillah. Dan mesti dihargain. Jangan dikasih ke sembarang orang.

Nah tapi kalau cuma menuh-menuhin lemari, mending dikasih ke orang lain saja bukan? Siapa tahu bisa buat kondangan, ngapel, nonton layar tancep atau yang lainnya.


Masih ada waktu untuk memutuskan. Jadi gimana nih, penonton?

Comments:
disimpen aja dulu, mungkin suatu ketika diperlukan untuk P3K umpamanya :D
 
buat didats sini... :D
 
Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

Archives

July 2004   August 2004   September 2004   October 2004   November 2004   December 2004   January 2005   February 2005   March 2005   April 2005   May 2005   June 2005   July 2005   August 2005   September 2005   October 2005   November 2005   December 2005   February 2006   March 2006   April 2006   May 2006   December 2006   February 2007   May 2007   March 2008   April 2008   May 2008   June 2008   November 2008   January 2009   May 2009   June 2009   December 2009   November 2010  

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]