Jendela Luluk
Tuesday, May 17, 2005
Menangis
...yang meskipun seorang perempuan, merupakan hal yang ‘haram’ untuk saya lakukan. Menurut pemikiran simple saya, menangis adalah cerminan dari kondisi lemah tak berdaya, kekanak-kanakan dan please deh.. itu kan sesuatu yang hanya dilakukan oleh para ‘pecundang’. Saya ingat pernah membentak teman sekelompok sewaktu OPT di kampus karena selalu menangis: “Kamu tu malah ngundang senior-senior dateng ngerjain kamu, tau nggak sih?!” Benar saja, di akhir OPT kelompok kami mendapat predikat ‘kelompok termanja’ seangkatan! Huh, memalukan.
Nyatanya semua itu tidak mudah. Siang itu, di ruang belakang kantor, saya menangis. Segala daya upaya dikerahkan, tetapi (mungkin) ego seorang perempuan-lah yang kali ini memenangkan pertempuran melawan akal sehat.
Mungkin bagi laki-laki ini tidak ada artinya, tapi cobalah sedikit fikirkan. Tidakkah jika seseorang terus menerus melebihkan diri sendiri dengan sengaja untuk tujuan tertentu (yang tidak masuk akal) maka sedikit banyak kita akan membandingkannya pada diri kita sendiri? Saya letih untuk mencoba bertahan dan bersikap seolah-olah kuat menghadapinya. Telinga sudah ditulikan, mulut sudah dibisukan, fikiran telah dimatikan, dan hati telah coba ditundukkan menghadapi semua tekanan ini. Tapi apa daya?
Hanya menangis.
Padahal ingin rasanya seperti predator berdarah dingin yang awalnya bersikap tenang tapi dibalik semuanya ternyata punya perhitungan untuk menaklukkan mangsanya. Paus pembunuh, singa si raja hutan, ular berbisa penguasa padang pasir atau cheetah pelari tercepat yang memburu mangsanya tanpa suara. Benci sekali, saya tidak mampu melakukannya. >:[
Tapi setidaknya, ketika kembali membaca entri saya kali ini, hmm.. dengan senyum bangga dan menegakkan hati, mencoba meyakinkan diri:
Saya bahagia. Mencintai dan dicintai. Menikmati hidup. Bebas lepas. Tidak ada saingan untuk ditaklukkan. Tidak ada kewajiban untuk menjaga citra diri secara berlebihan. Dan semua ini tidak akan terbeli berapapun harganya. Inilah saya apa adanya. Salahkah saya jika ingin menjadi seseorang yang ‘biasa-biasa saja’? Saya rasa tidak. Saya merasa nyaman dan tidak sedikitpun menjumpai kesulitan dengan keadaan yang ‘biasa-biasa saja’ ini. Dan.. hey! bukankah tidak ada satupun yang sempurna di dunia ini?
Jadi apa masalahmu, hah?!!
Archives
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
December 2006
February 2007
May 2007
March 2008
April 2008
May 2008
June 2008
November 2008
January 2009
May 2009
June 2009
December 2009
November 2010
Subscribe to Posts [Atom]