Jendela Luluk
Sunday, March 13, 2005
Profesi Idaman
Seminggu penuh kedepan, kantor saya akan kedatangan serombongan bos-bos peneliti asing yang... hiks... akan saya serahkan segalanya untuk mengusir mereka secepatnya dari negeri ini deh. Bete.
Gara-gara ‘mereka’ mau datang, saya jadi berimajinasi, kira-kira ada nggak ya pekerjaan menyenangkan selain yang saya usahakan sekarang ini?
Ah! That’s it! Menjadi salah seorang ahli mekanik pada tim balap formula 1! Ya, betul, orang-orang yang wajahnya saja nggak ketahuan seperti apa karena selalu berseragam lengkap layaknya pembalap tulen dengan helm yang berwarna khas tim balap dimana mereka bergabung didalamnya. Wuuuuiiiih…..!!!
Bayangkan, mempunyai keahlian mekanik yang jelas-jelas harus diatas rata-rata, bertanggungjawab penuh terhadap bagian mobil yang menjadi tugasnya, yang itu artinya tidak ada satupun orang yang lebih mengerti bagian mobil itu selain kita sendiri (“Kamu mau apa, Schumy? Setelan kurang pas? Sini saya betulin!”), betemen karib dengan pembalap-pembalap ternama (hmmm... Kimi Raikonen misalnya), keliling dunia gratis sesuai jadwal grand prix tiap tahunnya, merasakan eforia kemenangan jika pembalap yang mewakili tim menjadi jawara, punya tantangan untuk terus mengembangkan desain agar mobil bisa berlari lebih kencang, dan untuk karir kedepan bisa saja menjadi penanggung jawab teknis terhadap mobil seperti Jean Todt di Tim Scuderia Ferarri. Penanggung jawab teknis tim bisa naik podium lho jika menjuarai konstruktor terbaik atau jika kedua pembalap dari 1 tim berhasil naik podium pada posisi 1 dan 2. Belum lagi jika pada waktu-waktu tertentu bisa mencuri-curi waktu merasakan tarikan mobil formula 1 yang biasa dikendarai Rubens Barrichello, atau Giancarlo Fisichella, atau Juan Pablo Montoya misalnya..? Huah!
+ : Kenapa nggak pengen jadi pembalapnya aja, Luk, tiap 2 minggu sekali balapan?
- : Ah, nggak. Lebih menantang jadi ahli mekanik. Jadi pembalap belum tentu bisa seahli para ahli mekaniknya, tapi jadi mekanik bisa nggeber mobil yang ditanganinya dong.. “Saya mau ngecek setelan dulu nih, pinjem bentar mobilnya ya, Schumy!” :D
+ : Gimana kalo suami lo aja yang jadi mekanik, lo cukup jadi istrinya? Kan bangga juga tuh.
- : Yeh, dimana bangganya? Justru kebanggaan terletak bila saya sendiri-lah yang bisa jadi mekanik, untuk mobil balap formula 1 pula. Kalo bisa suami jadi pembalap, istrinya jadi ahli mekaniknya, boljug tuh.. :D
Eh, sekarang ini ada nggak ya mekanik perempuan di tim formula 1?? Saya mau sekali menjabat tangannya dan mengatakan padanya ‘Anda memiliki pekerjaan terhebat di dunia!’*gambar diambil dari sini.
Archives
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
December 2006
February 2007
May 2007
March 2008
April 2008
May 2008
June 2008
November 2008
January 2009
May 2009
June 2009
December 2009
November 2010
Subscribe to Posts [Atom]