Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak RSCM menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare.
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Seperti:
Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.
Melipat / menghindari pakaian / kain yang bergelantungan di dalam ruangan dan pemakaian gorden berwarna gelap.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat.
Akhir-akhir ini Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang giat-giatnya mengadakan program Jum’at bersih. Di kelurahan saya, Kelurahan Kebagusan tercinta (ehm), setiap Jum’at selalu diadakan gerakan pembersihan lingkungan untuk mencegah Penyakit Demam Berdarah. Di lampu-lampu merah perempatan jalan, para petugas kelurahan membagikan selebaran dan kalender yang mengingatkan bahaya penyakit ini.
Tak terlepas pula, ibu saya yang alhamdulillah.. lumayan ‘concern’ terhadap masalah ini. Tiba-tiba saja, ketika sepulang kerja malam itu saya masuk kamar mandi untuk mandi, di bak mandi keluarga saya sudah berenang-renang kesana kemari 2 ekor ikan cupang (betta splendens –dalam Bahasa Latin) sebagai ikan pemangsa jentik-jentik nyamuk. Cuma 2000 rupiah lho, 1 ekornya. Kalau belinya banyak malah bisa 1000 rupiah seekornya. Eh, jangan salah, ikan ini tidak menyebabkan air berbau amis dan kotorannya pun hampir tidak ada, asal rajin-rajin menguras tiap 1-2 minggu. Konsekuensinya yaaa cuma itu aja sih.. saya jadi lebih senang berlama-lama di kamar mandi. Mainan ikan! :p hihi..
Ayo, peliharalah ikan cupang di bak mandimu untuk mencegah demam berdarah..! ;D
July 2004 August 2004 September 2004 October 2004 November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 December 2006 February 2007 May 2007 March 2008 April 2008 May 2008 June 2008 November 2008 January 2009 May 2009 June 2009 December 2009 November 2010
Subscribe to Posts [Atom]