Jendela Luluk

Monday, November 08, 2004

 

I'tikaf dan 10 Hari Terakhir Ramadhan



Malam Ganjil (21) Rabu malam lalu
Seorang rekan kerja sudah memulai untuk mengikuti i'tikaf 10 hari di Masjid Pondok Indah. Padahal beliau seorang bapak yang baru saja dikaruniai sepasang anak kembar. Hebat ya? Sedangkan saya, uugh.. belum juga punya niatan i'tikaf.

Malam Genap (22) Kamis malam lalu
Malaaaas sekali melakukan aktivitas ibadah selepas seharian keluar kantor. Hoi.. Hoi.. Rasa malas, pergi sana..! :(

Malam Ganjil (23) Jum’at malam lalu
Ada 3 event pada sore menjelang malam itu. Menjenguk rekan kerja yang baru dianugerahi putra ketiga, buka puasa bersama dengan yayasan-nya big boss, dan Si Wahyu mengajak nonton Kenduri Cinta di TIM (ini bener-bener tumben lho dia mau ngajak). Ketiganya: batal! Sempat juga Magoroku ingin ikut nonton KC untuk kemudian i’tikaf di Masjid Pondok Indah. Tetapi atas dahsyatnya bujuk rayu saya (agar dapat tebengan), kemudian dia tertarik untuk mencoba Masjid At-Tin, meskipun akhirnya saya tidak jadi berangkat karena berbagai hal. --Maafkan, bro! :p

Malam Genap (24) Sabtu malam lalu
Berniat balas dendam. Bersama Lia, sahabat sewaktu SMA, saya pergi beri’tikaf ke At-Tin. Hmm, masjid ini lagi. Masjid agung yang besar dan luas dengan arsitektur menawan yang dilengkapi kamar kecil dalam jumlah banyak dan cukup terjaga kebersihannya. Yang pernah Qiyamul Lail disini pasti merasa terkesan dengan sang Imam yang selalu tak kuasa menahan tangisnya dalam bermuhasabah ditengah-tengah sholat. Menjelang pagi, Lia pun berucap: “Luk, Selasa kemari lagi ya..” --Hehe.. ketagihan dia. :D

Malam Ganjil (25) Minggu malam lalu
Setelah berbuka puasa bersama dengan para sahabat ngaji, saya niatkan untuk beri’tikaf di At-Tin lagi. Tidak adanya teman justru lebih efisien untuk menghabiskan malam dengan bertadarus Al-Qur’an. Malam itu, Qiyamul Lail dipimpin oleh Imam yang berbeda dengan malam sebelumnya. Bila kemarin dipenuhi isak tangis yang pilu menyayat hati, kali ini alunan surat dalam sholat dibacakan dengan nada yang indah dan cukup membuat saya terkagum-kagum. Hey..! Saya lebih suka ini, daripada berurai air mata di tengah-tengah sholat yang cukup menganggu dan justru membuat sholat tidak khusyu’. (Lagi sholat gitu loh.. kalo lagi do’a sih gak papa deh) Argh! Saya melewatkan namanya ketika diucapkan oleh panitia i’tikaf. Bisa jadi Imam favorit nih. :p

Saya tidak yakin apakah ini berkaitan dengan pertanyan seorang ibu pada saat acara ceramah umum pukul 10 malamnya, yang menanyakan boleh tidaknya bacaan sholat di‘ganggu’ dengan isak tangis. Si ibu merasa keberatan bila mengikuti cara Sang Imam pada Sabtu malam lalu. Menurutnya, bacaan sholat adalah bacaan yang diucapkan dengan lafadz pengucapan yang jelas, dan alunan suara yang indah. Sang ustadz kemudian menjelaskan bahwa hal itu boleh saja dilakukan selama tidak mengganggu konsentrasi yang lainnya. --Hmm.. ya, cukup menganggu bagi saya. Karena nggak ngerti apa maksud yang ditangisi. :( Bete, pengen deh bisa Bahasa Arab..

Malam Genap (26) Senin malam ini
Padahal baru saja kemarin saya ‘nyela’ Magoroku sahabat saya, sebagai orang yang menuh-menuhin malam ganjil di masjid saja, karena datangnya hanya pada saat malam ganjil, tapi ternyata saya sama saja, haha..! :D –abis, orang rumah protes juga, saya ngayap mulu.

Malam Ganjil (27) Selasa malam besok,
Sudah atur janji dengan Lia.. yang matanya lumayan bengkak sehabis QL kemarin. Hihi.. :p --piss, bro!

Malam Genap (28) Rabu malam besok,
Jika tidak terlalu lelah, saya berniat i’tikaf lagi, tetapi kalau tewas yaaa i’tikaf di kamar sendiri dulu deh. :p --lagi-lagi, menganaktirikan malam genap

Malam Ganjil (29) Kamis malam besok,
Bahkan teman gaul saya (atau teman saya gaul?), sudah sejak jauh-jauh hari menjadwal Kamis malam untuk beri’tikaf. Dahsyat juga pengaruh i’tikaf yang diikutinya tahun lalu akibat ajakan saya padanya, sehingga membuatnya ingin merasakannya lagi. – Meski hanya 1 malam, tapi lumayan..

Malam Genap (30) Jum’at malam besok,
Berharap semarak takbiran juga mewarnai hati yang fitri esok hari. Pada akhir Ramadhan, selalu saja terasa kurang dengan apa yang dilakukan sebulan ini. Bagaimanapun waktu tidak bisa berulang.


Ugh, sebisa mungkin saya ingin susun rencana terbaik yang bisa dilakukan menjelang berakhirnya Ramadhan.
Ah, saya tidak cukup pandai menuliskan hikmah beri’tikaf, tetapi coba deh i’tikaf di masjid.. sekali merasakan nikmatnya, tahun depan sebelum diajak pasti sudah ngajak duluan, hehe.. :)

Ayo semuanya, i’tikaf yuk!

~padahal semangat i'tikaf kalo lagi Ramadhan doang. huu.. payah
:(

Comments:
bagus tulisannya, enak dibaca....

# www.belajarkomputermandiri.com
 
Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

Archives

July 2004   August 2004   September 2004   October 2004   November 2004   December 2004   January 2005   February 2005   March 2005   April 2005   May 2005   June 2005   July 2005   August 2005   September 2005   October 2005   November 2005   December 2005   February 2006   March 2006   April 2006   May 2006   December 2006   February 2007   May 2007   March 2008   April 2008   May 2008   June 2008   November 2008   January 2009   May 2009   June 2009   December 2009   November 2010  

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]