Jendela Luluk
Thursday, November 11, 2004
Isyarat Teguran..
Di tengah-tengah Qiyamul Lail berjamaah di Masjid At-Tin, pada shaf perempuan tiba-tiba terdengar tangis seorang anak kecil yang dibawa oleh ibunya untuk beri’tikaf. Si anak ini mungkin terbangun, dan bingung mencari dimana ibunya. Sang ibu yang sedang sholat, -saya yakin betul- pasti mendengarnya- tapi.. dia cuek aja tuh, tetap sholat meskipun semakin lama tangis anaknya semakin keras. Sebagai salah seorang jama’ah sholat, tak pelak saya keki dan terganggu. Saya pikir, bukankah lebih baik dia membatalkan sholatnya untuk menghampiri anaknya? Toh, pahala yang berusaha dia dapatkan dari sholat malam, tidak akan hilang, karena dia sudah berniat menunaikan sholat? Dan bukankah pesan moral Ramadhan salah satu diantaranya adalah memberikan kasih sayang kepada sesama termasuk anak sendiri disamping ibadah-ibadah ritual wajibnya? Si anak punya hak untuk mendapatkan kasih sayang ibunya dan sang ibu punya kewajiban untuk memberikannya.
Seketika, fikiran saya melayang ke ibu di rumah. Sewaktu izin pergi ke At-Tin malam itu, beliau memang mengizinkan saya pergi, tetapi ada semburat tidak rela yang sedikit saya tangkap dari mimik mukanya. Ibu memang mungkin tidak ingin saya pergi lagi malam itu setelah malam sebelumnya saya juga tidak di rumah, tetapi alangkah tidak kuasa beliau untuk melarang, dan saya, tetap pergi. Disini, ibu punya hak mendapatkan kasih sayang, saya punya kewajiban untuk memberikan, tetapi tidak memenuhinya.
Ah, cepat sekali Allah memberikan satu isyarat teguran-Nya. AlhamduliLlah..
Archives
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
December 2006
February 2007
May 2007
March 2008
April 2008
May 2008
June 2008
November 2008
January 2009
May 2009
June 2009
December 2009
November 2010
Subscribe to Posts [Atom]